Minggu, 28 September 2014

makalah MSDM



BAB I
PENDAHULUAN

       
A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Manajemen merupakan salah satu cabang dari ilmu ekonomi yang memegang peranan penting dalam keberhasilan pengelolaan suatu organisasi maupun perusahaan. Penerapan manajemen pada perusahaan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi sumberdaya - sumberdaya perusahaan atau organisasi sehingga mencapai hasil yang maksimal. Manajemen dibagi    menjadi empat fungsi meliputi, perencanaan, pengorganisasian, aktualisasi dan pengendalian      atau  yang  lebih dikenal sebagai POAC  (Planning, Organizing, Actuating, Controling).
Istilah   manajemen  yang pertama kali diperkenalkan oleh Taylor   (1911, dalam Husaini,   2009) telah menyebar di berbagai belahan dunia tanpa mengenal batasan negara. Metode manajeman klasik oleh Taylor banyak diterapkan dalam berbagai kegiatan organisasi untuk   meningkatkan   produktivitas kerja. Studi gerak dan waktu, prinsip efisiensi, seleksi pekerja     secara ilmiah, perlunya pendidikan dan pelatihan ternyata meningkatkan produktivitas kerja.
Penyebaran konsep-konsep manajemen di berbagai negara dipengaruhi oleh budaya yang berkembang di masing-masing negara yang disebut sebagai budaya nasional (National Culture). Budaya nasional memberikan bentuk dan pengaruh terhadap semua proses-proses yang berkembang di dalamnya, tak terkecuali dalam manajemen. Budaya nasional merupakan sekumpulan nilai, sikap dan perilaku, termasuk didalamnya yang berhubungan dengan pekerjaan   dan organisasi. Budaya nasional terbawa  dalam dunia kerja, sebagai bagian dari kumpulan      budaya pekerja. Pekerjaan berhubungan dengan nilai dan sikap, seperti jarak kekuasaan,   toleransi untuk perbedaan, kejujuran, mencapai tujuan kelompok atau individu, etika dalam bekerja, dan semangat enterpreuner telah diperdebatkan untuk menjadi identitas budaya nasional (Hofstede, 1980; Tayeb, 1988; Wiener, 1981 dalam Tayeb, 1997).















BAB II
PERMASALAHAN

Dalam pengorganisasian suatu system mungkin terdapat kesulitan yang diakibatkan oleh sikap dan perilaku sumber daya manusia, tetapi suatu system yang baik dan sehat mimiliki kemampuan untuk mengadakan perbaikan diri sendiri.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalahnya yaitu di antaranya:
  1. Apa yang dimaksud Manajemen Sumber Daya Manusia ?
  2. Mengapa Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting ?
  3. Apa Tanggungjawab Manajemen Sumber Daya Manusia ?
  4. Apa peranan Manajemen Sumber Daya Manusia bagi organisasi ?


BAB III
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen Sumber Daya Manusia, atau disingkat MSDM adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peran sumber daya yang dimiliki oleh individu secara maksimal sehingga tercapai suatu tujuan.
Pengertian manajemen menurut Marwansyah(2010:3) yaitu pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembanagan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahtraan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta hubungan industrial.
Menurut flippo(1994:5) Manajemen Sumber Daya Manusia disebut manajemen personalia yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan dan pemutusan hubungna kerja, pengembangan kompensasi, integratis, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan masyarakat.
Menurut Sastrohadiwiryo(2002) Manajemen Sumber Daya Manusia diganti dengan manajemen tenaga kerja yaitu pendayagunaan, pembinaan, pengetahuan, pengaturan, pengembangan, unsur tenaga kerja. Baik dan buruk karyawan ataupun pegawai untuk mencapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya sesuai organisasi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki lingkup yang luas, salah satu pengertian dan batasan yang digunakan adalah manajemen sumber daya manusia, merupakan kebijakan dan praktik yang dibutuhkan oleh seseorang untuk menjalankan aspek sumber daya manusia dari posisi seorang manajer.

2.  PENTINGNYA MANAJEMEN SDM
2.1 Kinerja pegawai atau karyawan
Tujuan suatu organisasi tidak akan terwujud tanpa peran aktif pegawai, secanggih apapun alat, mesin, dan sebagainya yang tersedia namun tanpa sumber daya manusia yang handal maka keberadaan alat, mesin dan sebagainya tidak dapat berfungsi secara maksimal.
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Disini terjadi sebuah ikatan atau kontrak mengenai hak dan kewajiban masing-masing. Peranan karyawan bagi sebuah perusahaan berupa keterlibatan mereka dalam sebuah perencanaan, sIstem, proses, dan tujuan  yang ingin di capai oleh perusahaan. Sedangkan peranan manajemen sumber daya manusia yaitu mengatur  dan menetapkan program kepegawean yang mencangkup:
  1. Jumlah, kualitas dan penetapan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
  2. Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan.
  3. Menetapkan program kesejahtraan, pengembangan, promosi dan pemberhentian.
  4. mengetahui undang-undang perburuhan.
.
Pada era sekarang ini sudah saatnya sebuah departemen sumber daya manusia merekrut karyawan-karyawan dengan kualitas pekerja pengetahuan agar sebuah organisasi atau perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dalam jangka panjang, sekaligus memberikan keuntungan kepada para stake holder organisasi tersebut, tidak hanya pada saat ini tetapi juga di masa depan.

Untuk meningkatkan kenerja karyawan yang lebih baik, maka harus ada sIstem yang benar-benar strategis agar antara kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan mampu terealisasi dengan mudah yaitu:
1.    Imbalan
·         Imbalan harus adil dan sesuai, Imbalan harus mampu meningkatkan motivasi kerja dan loyalitas.
·         Melakukan penyesuaian yakni misalnya soal waktu pemberian gaji.
2.    Komunikasi
·         Meningkatkan hubungan antar karyawan atau antar karyawan dengan atasan, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.
·         Mengantipasi terjadinya konflik ketenagakerjaan.
·         Melakukan kegiatan yang kaitannya dengan integrasi sehingga tercapai kerjasama yang harmonis.
3.    Informasi
·         Mengetahui kepuasan karyawan.
·         Mengetahui problematika karyawan.
·         Menentukan langkah yang tepat untuk menentukan kebijakan perusahaan.
·         Mengetahui perubahan baik di internal maupun kondisi eksternal perusahaan.
·         Melakukan analisa SWOT



2.2 PRODUKTIFITAS KARYAWAN
Produktifitas adalah keluaran (output) produk ataupun jasa per satuan masukan (input) sumber daya yang digunakan dalam suatu proses produksi. Produksifitas dapat dinyatakan dalam ukuran fisik (physical productivity) dan ukuran financial (financial productivity). Produktifitas merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan, karena apabila dalam perusahaan memiliki kerja yang tinggi maka akan memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan terjamin.
Untuk meningkatkan produktivitas kerja perlu adanya tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian bekerja, karena apabila tenaga kerja tidak memiliki keahlian dan keterampilan akan berakibat menurunnya produktivitas dan merugikan perusahaan.
Langkah-langkah berikut ini adalah tahapan yang harus di pertimbangkan dalam suatu rencana peningkatan produktivitas yang kompresif dan terintegrasi (putti:1989) yaitu:
  1. Analisis situasi
  2. Merancang program peningkatan produktivitas
  3. Menciptakan kesadaran akan produktivitas
  4. Menerapkan program
  5. Mengevaluasi program dan memberikan umpan balik

Produktivitas yang tinggi dapat dicapai jika didukung para karyawan yang mempunyai motivasi dan lingkungan kerja dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Motivasi dapat menimbulkan kemampuan bekerja serta bekerja sama, maka secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas. Sedangkan apabila motivasi karyawan lebih tinggi tetapi tidak didukung lingkungan kerja yang nyaman untuk bekerja maka hasil produktivitas kerja tidak baik.

2.3 SEMANGAT KERJA KARYAWAN
Suatu organisasi atau perusahaan dalam meningkatkan produktivitas perlu adanya semangat kerja dari setiap karyawannya.
Menurut sculler dan jakson (2001:77) semangat kerja merupakan kondisi bagaimana seseorang pegawai melakukan pekerjaan setiap hari. Semakin tinggi semangat kerja maka akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Tingkat semangat kerja pegawai dapat di lihat dari tingkat kehadiran, kegelisahan kerja, tingkat perpindahan, dan banyak tuntutan kerja pegawai.
Setiap pegawai pada perusahaan pastilah akan menghadapi permasalahan-permasalahan yang akan mengakibatkan tekanan kerja yang tinggi. Hal ini yang mengkondisikan pegawai sulit memiliki semangat dalam bekerja. Sehingga di buat disain pekerjaan organisasi yang terstruktur dan jelas untuk membantu mempengaruhi secara positif kondisi kerja untuk membantu membangkitkan semangat kerja pada pegawai.
Desain pekerjaan adalah spesifikasi isi metode dan hubungan berbagai pekerjaan untuk memenuhi tuntutan bisnis dan kebutukan pribadi pemegang kebutuhan secara individu maupun tim (sunarto 2005:78), Apabila desain pekerjaan yang diberikan kurang jelas akan mengakibatkan pegawai kurang mengetahui tugas dan tanggung jawab yang akan mempengaruhi semangat pegawai dalam bekerja.
Desain pekerjaan senantiasa memepengaruhi seluruh kondisi dasar perilaku individu-individu dalam perusahaan yang menciptakan motivasi pada setiap pegawai yaitu dengan cara membuat disain pekerjaan yang jelas dan signifikasi tugasnya.

2.4 MOTIVASI KERJA KARYAWAN
Motif adalah suatu yang merupakan alasan mengapa seseorang memulai tindakan. Motivasi adalah kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang di arahkan kepada tujuan spesifik tertentu.
Memotivasi adalah menunjukan arah tertentu kepada seseorang atau kelompok orang dan mengambil langkah yang perlu untuk memastikan mereka sampai ketujuan.
Motivasi kerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai factor internal maupun eksternal. salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan adalah kesejahtraan karyawan, penghargaan, lingkungan kerja, masa kerja, pendidikan, dan latihan kerja.

Faktor  yang mempengaruhi timbulnya motivasi :
  1. Kebutuhan dasar fisiologi
  2. Kebutuhan rasa aman
  3. Kebutuhan sosialisasi
  4. Kebutuhan ego
  5. Kebutuhan beraktualisasi diri
Tujuh faktor penting yang digunakan untuk memotivasi kinerja karyawan (motivator) yaitu:
  1. Prestasi
  2. Pengakuan
  3. Tantangan
  4. Kepentingan
  5. Tanggung jawab
  6. Promosi
  7. Gaji dan tunjangan

2.5 KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya dan merupakan cara pandang sesorang baik yang bersifat positif maupun negatif tentang pekerjaanya. Kepuasan kerja adalah sikap umum yang merupakan pencerminan dari beberapa sikap yang saling terikat dari seseorang terhadap pekerjaan.
Menurut Daft Streers kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan sebagai hasil dari keberhasilan melaksanakan tugas seseorang dan pengalaman kerja.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini di karenakan adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang di rasakan dan sebaliknya.

Karakteristik pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan kerja adalah
1.  Pekerjaan yang memberikan arti bagi individu
2.  Memberikan kewenangan untuk membuat keputusan
3.  Kesempatan untuk memecah persoalan
4.  Pekerjaan yang bervariasi
5.  Menantang
6.  Memeberikan kesempatan belajar
7.  Kesempatan untuk maju
8.  Membentuk kerja sama tim
9.  Saling menghargai dan saling mendukung
10.  Memberikan umpan balik bagi kinerja

2.6 KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen. Pentingnya kepemimpinan dapat dirasakan pada tingkat individu, antar individu, manajerial, dan organisasi.
Kepemimpinan pada tingkat antar individu terjadi apabila seseorang yang memiliki karakter yang dapat dipercaya  melakukan komunikasi dengan orang lain dan bekerja secara sinergis serta menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari pada apabila mereka bekerja sendirian.
Kepemimpinan manajerial terjadi apabila seseorang bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Pemberdayaan adalah kata kunci dalam kepemimpinan manajerial, sedangkan kepemimpinan organisasi terjadi apabila visi, misi, strategi, nilai-nilai, proses kerja, struktur, dan sistem organisasi dipadukan dan diselaraskan untuk mendukung kepemimpinan individu, kepemimpinan antar individu dan kepemimpinan manajerial.
Masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat luas dan menyangkut bidang yang sangat luas dan memainkan peran yang sangat penting dalam bidang pemasaran, pendidikan, industri, organisasi sosial bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam setiap masyarakat timbul dua kelompok yang berbeda peranan sosialnya, yaitu yang memimpin sebagai golongan kecil yang terpilih dan kelompok yang dipimpin adalah orang kebanyakan. Tanpa adanya seorang pemimpin maka tujuan organisasi yang dibuat tidak akan ada artinya karena tidak ada orang yang bertindak sebagai penyatu terhadap berbagai kepentingan yang ada.
Lima tipologi kepemimpinan:
1.      Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Otokratik
2.      Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Paternalistik
3.      Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Kharismatik
4.      Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Pemimpin Terima Beres (Laissez Faire)
5.      Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Demokratik

3. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam struktur organisasi, kedudukan manajemen SDM  berada dalam hubungan lini, yaitu kedudukan yang memperoleh wewenang tertentu untuk mengarahkan dan mengendalikan para pegawai. Sejumlah tanggung jawab MSDM sebagai berikut:
·         Menempatkan orang yang benar pada pekerjaan yang tepat
·         Memperkenalkan pegawai baru dalam organisasi
·         Melatih karyawan untuk jabatan bagi mereka yang masih baru
·         Meningkatkan kinerja jabatan dari setiap orang
·         Mengendalikan biaya tenaga kerja
·         Menciptakan dan mempertahnkan semangat kerja
·         Melindungi kesehatan dan kondisi fisik pegawai
4.   PERANAN MANAJEMEN SDM
secara umum peran MSDM dapat dikelompokan menjadi 3 :
1.    Peran administrasi
Upaya lebih ditekankan pada memproses dan menyimpan catatan, pada saat dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu dapat dilaporkan dengan segera.
2.    Peran operasional
Lebih mengacu kepada aktivitas-aktivitas penyelenggaraan dan mempersiapkan kebutuhan organisasi terhadap pegawai. Tugas pokok MSDM dalam hal ini adalah merencanakan perekrutan, menerima lamaran, melakukan seleksi, menyusun anggaran gaji, mengadakan pelatihan dan pengembangan.
3.    Peran strategis
Menyadari pentingnya MSDM sebagai asset yang berharga bagi organisasi, maka peningkatan peran strategis menjadi keharusan menjamin bahwa organisasi memiliki SDM yang cukup dalam kualitas maupun kwantitas.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
            Dari pembahasan dapat kita diambil beberapa kesimpulan:
  • Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
  • Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
  • Untuk meningkatkan kenerja karyawan yang lebih baik, maka harus ada sistem yang benar-benar strategis agar antara kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan mampu terealisasi dengan mudah yaitu:
Ø  Imbalan
Ø  Komunikasi
Ø  Informasi
Ø  Produktifitas adalah keluaran(output) produk ataupun jasa per satuan masukan(input) sumber daya yang digunakan dalam suatu proses produksi
Ø  Motivasi adalah kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang di arahkan kepada tujuan spesifik tertentu
Ø  Tujuh faktor penting yang digunakan untuk memotivasi kinerja karyawan (motivator) yaitu: Prestasi, Pengakuan, Tantangan, Kepentingan, Tanggung jawab, Promosi, Gaji dan tunjangan
Ø  Semangat kerja merupakan kondisi bagaimana seseorang pegawai melakukan pekerjaan setiap hari. Semakin tinggi semngat kerja maka akan meningkatkan produktifitas kerja pegawai.
Ø  Kepuasan kerja adalah sikap umum yang merupakan pencerminan dari beberapa sikap yang saling terikat dari seseorang terhadap pekerjaan.
Lima tipologi kepemimpinan:
·         Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Otokratik
·         Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Paternalistik
·         Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Kharismatik
·         Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Pemimpin Terima Beres (Laissez Faire)
·          Ciri dan Gaya Kepemimpinan : Demokratik



SARAN

Dalam makalah ini penulis menyarankan agar manajemen sumber daya manusia hendaknya dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi. Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber daya manusia dalam organisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Santoso Soeroso. Manajemen sumber daya manusia di rumah sakit.jakarta:penerbit buku kedokteran EGC,2003
Muljono, M. Penerapan produktifitas dalam organisasi.jakarta:penerbitbumi askara,1993
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_sumber_daya_manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar